Phobia - Lebih dari Ketakutan
Biasa
Oleh: Arizky Rachmad Sudewo
Sesuatu yang berlebihan memang merugikan.
Ungkapan di atas memang tepat untuk menggambarkan kondisi dimana seseorang
terlalu takut akan suatu hal, atau yang dinamakan Phobia. Kata phobia sendiri
berasal dari bahasa Yunani phobs,
yang artinya takut berlebihan.
Phobia bisa terhadap hal-hal yang
tidak berbahaya seperti phobia
terhadap cicak atau phobia kecoa,
berada di tempat sempit, atau bisa berkaitan dengan hal yang potensial
berbahaya, misalnya phobia pada
buaya, ular atau tempat yang tinggi. Akan tetapi, suatu situasi ketakutan tidak
dinamakan phobia bila hal itu
terdapat alasan yang masuk akal untuk takut. Misalnya, seseorang yang takut
akan harimau bukan berarti seseorang tersebut phobia harimau, mahasiswa yang takut akan ujian tidak disebut phobia ujian, namun hal tersebut adalah
naluri alamiah manusia di saat genting yang berguna sebagai upaya untuk mempertahankan kehidupannya.
Phobia terjadi
tanpa adanya rekayasa. Penyebab phobia
sendiri beragam, tergantung setiap individunya. Phobia bisa disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim
seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya. Dengan kata lain, Phobia disebabkan karena pernah
mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan
malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Gangguan
phobia dikategorikan dalam tiga garis
besar, yaitu gangguan phobia spesifik
(terisolasi), phobia sosial dan agoraphobia[1].
Menurut Canon (2007, 86) dalam teorinya yang bernama Teori
Sentral, menjelaskan
bahwa gejala
kejasmanian termasuk tingkah laku merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh
individu. Dengan demikian, emosilah
yang menimbulkan tingkah laku. Ketika seorang merasa sedih, maka dia menangis.
Dan ketika dia merasa takut, maka akan melarikan diri. Sedangkan seorang
pengidap phobia tidak memiliki
kemampuan untuk mengendalikan rasa takutnya layaknya orang-orang normal pada
umumnya, dengan kata lain mentalnya terkunci atau disebut fiksasi[2].
Gejala orang-orang pengidap phobia adalah serangan panik mendadak.
Bila bertemu dengan objek phobia-nya
akan terjadi reaksi seperti, ketakutan, berdebar-debar, dan sebagainya. Hal ini dapat menjerumuskan mereka
menuju hal-hal negatif dikarenakan kecenderungan untuk menghindari objek phobia dengan cara yang ekstrim. Jika
dibiarkan, phobia dapat memburuk ke
titik di mana kehidupan seseorang terkena dampak serius, baik oleh ketakutan
itu sendiri atau oleh upaya untuk menghindari atau menyembunyikannya. Bahkan,
beberapa orang memiliki masalah dengan teman dan keluarga, gagal di sekolah,
atau kehilangan pekerjaan sementara berjuang untuk menanggulangi phobia yang parah. Lebih jauh lagi, phobia dapat mengaburkan kehidupan
seseorang dikarenakan Si Pengidap terjebak dalam ketakutannya yang sebenarnya
hanya imajinasinya.
Untuk mengatasi phobia,
ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Yaitu, dengan terapi yang
memberikan motivasi dan membongkar ketakutan yang dialami pengidap. Dan juga
melalui Cognitive-behavioural therapy (CBT)[3].
Menggunakan teknik memodifikasi perilaku ini, dapat memberikan strategi yang
lebih efektif dalam menangani masalah bagi Si Pengidap phobia.
Banyak
hal yang bisa dilakukan untuk menghindari phobia.
Yang terpenting adalah pengendaliaan diri dan emosi dapat menghindarkan diri
terhadap hal-hal negatif. Sebagai seorang manusia biasa, kita tidak lepas dari
keinginan-keinginan kuat, asal kita bisa membentengi diri dari nafsu berlebihan
yang negatif tersebut, maka kita akan menjadi individu yang sukses di dunia
ini. Sekarang setelah mengetahui mengenai phobia,
apakah anda termasuk pengidap phobia?
Jika ya, segeralah lakukan cara terbaik untuk menanganinya, sebelum semuanya
terlambat. Karena phobia, bukan
sekedar ketakutan yang biasa.
Daftar Pustaka
Canon, Walter. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana
Prima.
Phobia – Psikology (http://www.ahliwasir.co.id /
phobia-psikology, 18 Nopember 2010).
Phobia – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas (http://id.wikipedia.org/wiki/Fobia,
18 Nopember 2010).
Yul. 06 Desember 2009. Phobia –
Bataviase (http://bataviase.co.id/ phobia, 18 Nopember 2010).
[1]Agoraphobia: Ketakutan terhadap tempat
terbuka, terhadap tempat luas, dan berada di kerumunan. Yul, Phobia –
Bataviase, (http://bataviase.co.id/ phobia : 2009)
[2]Fiksasi: Suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan
oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan
takutnya. Anonim, Fobia – Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (http://id.wikipedia.org/wiki/Fobia :
2010)
[3] CBT: teknik pelatihan pernafasan
atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan untuk penderita
kecemasan yang disertai dengan serangan panik. Anonim, Psikologi–Phobia (http://www.pikirdong.org/psikologi/psi23phob.php
: 2008)


