Sabtu, 31 Juli 2010

Demokrasi Dalam Cerita


 Selasa (20/7), sebuah amplop dari komisi pemilihan umum Kota Batu kuterima. Beberapa dari temanku bertanya, apakah aku sudah berumur 17 tahun sehingga sudah diberi kartu pemilu. Aku juga merasa heran, segera aku buka amplop tersebut. Dan ternyata , isi dari amplop tersebut adalah surat undangan presentasi 10 NASKAH TERBAIK LOMBA CERPEN DEMOKRASI yang diadakan oleh Lembah Ibarat dan KPU Batu. Akupun teringat dengan naskah cerpen yang pernah kukirim lewat E-mail, sebenarnya aku tak mempunyai niat untuk mengikuti lomba tersebut. Karena pada saat itu, semua persyaratan untuk mengikuti lomba seperti mengirim naskah hard copy rangkap 4 tak kupenuhi. Walaupun awalnya aku bersemangat, namun malam itu merupakan hari terakhir batas pengumpulan cerpen sehingga kuurungkan niat mengikuti lomba tersebut. Akupun hanya mengirimkan naskah soft copynya lewat E-mail agar karyaku tak terlalu sia-sia. Oleh karena itu, aku sangat terkejut ketika kulihat judul cerpenku berada di urutan 2 dalam 10 cerpen terbaik. Cerpenku berjudul Dari Atas Tower Itu… mengisahkan sebuah demokrasi kecil yang ada di tengah masyarakat desa, dimana kecurangan dan ketikdak adilan sering menimpa masyarakat kecil. Aku mencoba mengangkat fenomena seperti ‘salah tangkap’ dimana banyak masyarakat yang tak bersalah ditangkap dan dihakimi oleh para orang atas. Setelah mereka mengetahui bahwa orang tersebut tak bersalah, uang yang tak sepadan dengan luka fisik pun diberikan sebagai jaminan tutup mulut. Di cerita tersebut diceritakan seorang pemimpin yang tak menerapkan ‘Dari rakyat, Oleh rakyat, Untuk rakyat’ yang merupakan tujuan demokrasi. Bangga luar biasa, karena sebenarnya 10 naskah terbaik tersebut telah menjadi juara dan akan diterbitkan menjadi buku kumpulan cerpen demokrasi. Presentasi esoknya, hanya utuk menentukan 3 juara utama dan urutan, namun aku tak terlalu berharap banyak. Cerpenku benar – benar banyak kesalahan dari sisi kaidah penulisan atau EYD yang meliputi tanda baca, karena cerpen tersebut belum menjalani proses editing atau pembetulan sama sekali. Saat hari presentasi, aku mendapat urutan tampil pertama, serentak aku kaget. Dan benar saja, salah satu dari juri mempertanyakan mengenai hal itu, akupun hanya bisa menjawab sekenannya. Pengumuman tiba dan aku mendapat urutan ke-7 karya terfavorit. Aku sangat senang dan bersyukur kepada ALLAH SWT karena cerpenku yang tak memenuhi kriteria dan masih banyak kesalahan dibanding peserta lain masih bisa ikut bersaing dan bahkan masuk 10 nominasi. Prestasi ini merupakan langkah awal untukku lebih maju dan membuatku percaya that I can do everything!! How about you? //Arizky//

0 komentar:

Posting Komentar