Pematangku,
Perkenankan aku rebah di pangkuanmu
Mengucap tirakat walau tanah hitammu,
panas menyengat kakiku
Gusti…
Aku ini cuma lempung
Kau beri qalbu agar bisa berkabung
Lalu kau menimangku diantara pertautan halal dan haram,
Pun kau buat sketsa-sketsa abstrak bak oase fana
Pematangku,
Melihatmu aku lara
Takut petang dan waktu senja bertandang
Randu yang membusuk disampingmu,
Tanda ashar akan tiba
Gusti…
Kau buatku nelangsa karena banyak menggugat
Namun jangan beri gelar Sang Laknat
Karena diriku sekadar jiwa yang melarat
Duh Gusti…
Kalaulah sholatku terlambat
Pun dengan sholawat
aku tetap melarat
Ijinkanlah aku taubat
Sebagai syarat
Sebelum asharku tiba*

0 komentar:
Posting Komentar